Rabu, 26 Maret 2014

GARDAN




Fungsi Gardan, Poros Propeler, as roda, dan roda


GARDAN / DIFFERENTIAL
Gardan atau differential ( bahasa inggris : diffferential ;  yang berarti pembeda ) adalah alat yang ada pada kendaraan mobil yang  mempunyai fungsi utama utama untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat mobil sedang membelok.Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir. Gardan juga berfungsi untuk merubah gerak putar poros propeler menjadi gerak maju atau mundur pada roda.

Cara Kerja gardan atau differential :


  • Pada saat mobil berjalan lurus :
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama - sama dalam kecepatan putaran yang sama.Dan juga beban yang ditanggung roda kiri dan roda kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel  akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear , dan ring gear bersama - sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case , maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differential case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus , maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar , pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama - sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali , maka side gear juga berputar satu kali juga , demikian seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan as roda dan kemudian menggerakkan roda.


  • Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalam adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar . Misalkan sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada beban roda kanan. Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut ; P:utaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear . Dengan berputarnya  ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok ke kiri , maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan terhadap pinion gear untuk tidak berputar . Gaya perlawanan dari side gear kiri ini akan membuat pinion gear menjadi berputar mengitari side gear kiri. Dengan berputarnya pininon gear , maka side gear kanan akan diputar oleh pinion gear. Sehingga side gear kanan akan berputar lebih cepat dari side gear kiri.  Gerakan side gear ini akan diteruskan ke as roda kemudian ke roda. Untuk roda kanan akan berputar lebih cepat daripada roda kiri karena  side gear kanan berputar lebih cepat.
komponen gardan
Komponen Gardan atau Differential :
  • drive pinion
  • ring gear
  • side gear
  • pinion gear
  • differential case/ rumah gardan
  • pinion shaft
  • axle housing
  • bearing cap


POROS PROPELER / Propeler shaft :
poros propelerPropeler shaft berfungsi untuk meneruskan putaran dan tenaga dari transmisi ke gardan atau differential.




POROS RODA :
Poros roda berfungsi untuk menghubungkan putaran dan tenaga differential ke roda.

RODA :

Roda berfungsi untuk menggerakan kendaraan, maju atau mundur. Semakin besar gesekan dan beban kendaraan, maka semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan roda.

TRANSMISI

Transmisi Manual | Pada kendaraan baik motor maupun mobil semua menggunakan transmisi, baik transmisi matic maupun manual. Mungkin banyak dari kita yang belum mengetahui apa itu transmisi, kita salalu menggunakan tapi kita tidak tahu apa kah itu transamisi, oleh sebab itu saya ingin berbagi artikel tentang transmisi. Pada artikel ini yang saya bahas adalah Transmisi Manual .


Transmisi Manual

Pengertian Transmisi Manual :
Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang memerlukan pengemudi sendiri untuk menekan/menarik seperti pada sepeda motor atau menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi percepatan secara manual. Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung kepada kecepatan kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalau kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan, pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan.



TRANSMISI MANUAL



Transmisi Manual




MACAM_MACAM TRANSMISI MANUAL
Berdasarkan cara pemindahan gigi maka transmisi manual dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Tipe Sliding mesh.
2. Tipe Constant mesh.
3. Tipe Sincromesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan gigi dengan cara menggeser langsung roda gigi input dan out putnya. Transmsi jenis ini jarang digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan :

Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat untuk melakukan perpindahan gigi.
Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.
Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.

Transmisi Tipe Constant Mesh.
Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak satu poros dengan poros out put transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros out put melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.
Transmisi Tipe Sincromesh.
Transmisi jenis sincromesh dapat menyamakan putaran antara roda gigi penggerak (in put) dan roda gigi yang digerakkan (out put). Kelebihan yang dimiliki transmisi jenis sincromesh yaitu :
Pemindahan gigi dapat dilakukan secara langsung tanpa nenunggu waktu yang lama.
Suara saat terjadi perpindahan gigi halus.
Memungkinkan menggunakan berbagai jenis roda gigi
.


Mengenal Sincromesh.



Transmisi Manual


Sincromesh berarti menyinkronkan atau menyamakan. Sincromeh terdiri dari berbagai komponen yang menjadi satu (unit) yang dapat menyamakan putaran antara roda gigi input dan out put pada transmisi.
Mekanisme sincromesh (hub assy) berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft ke output shaft melalui counter gear dan gigi percepatan. Mekanisme sincromesh terdiri dari lima bagian, di antaranya adalah :
Clutch hub, berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft juga ikut berputar.
Hub sleeve, dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub, sedangkan hub sleeve berkaitan dengan garpu pemindah (shift fork). Hub sleeve berfungsi untuk menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi konis yang terpasang pada tiap-tiap gigi sikap.
Sincromeh , terpasang pada bagian samping clutch hub yang berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan mengadakan pengereman terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah pada salah satu sikap.
Shifting key, dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada sincromesh dan clutch hub, seperti terlihat pada gambar. Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve selanjutnya ditekan ke sincromesh agar terjadi pengereman pada bagian tirus gigi percepatan (dudukan sincromesh).
Key spring, berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan kearah hub sleeve.

Cara Kerja Sincromesh.

·         Posisi Netral.
Saat posisi netral mekanisme sincromesh tidak berhubungan dengan salah satu gigi tingkat, sehingga tidak terjadi perpindahan tenaga dari gigi tingkat ke mekanisme sincromesh yang berati poros out put tidak berputar (bebas).


Posisi Pengereman.
Jika hub slevee digeser kearah roda gigi tingkat maka akan terjadi pengereman, sehingga kecepatan roda gigi tingkat berangsur – angsur menurun dan setelah sesuai (sinkron) maka akan segera terhubung antara roda gigi tingkat dengan mekanisme sinkromesh .
·      
 Posisi Menghubung.
Pada akhir langkah pengereman akan terjadi hubungan antara gigi tingkat dengan mekanisme sincromesh. Pada saat ini tenaga dari gigi tingkat dapat dihubungkan ke poros out put transmisi melalui mekanisme sincromesh.

Demikian lah artikel tentang Transmisi Manual, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Jangan lupa baca juga artikel Spooring dan Balancing dan Cara Penggantian Disk Pad Mobil

kelistrikan body

Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil

Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil

Mobil memerlukan rangkaian sistem kelistrikan untuk mendukung kinerja pada mobil tersebut. Oleh karena itu, sistem kelistrikan adalah sistem yang sangat penting dan wajib ada pada mobil. Pada sistem tersebut sangat berpengaruh pada komponen-komponen atau sistem lainnya yang ada pada mobil.

Pengertian Sistem Kelistrikan Body


Sistem kelistrikan body adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan body tersebut, antara lain sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok, lampu hazzard, lampu plat nomor, lampu rem, dan lampu mundur.

Lampu sangat penting pada mobil terutama pada malam hari atau pada jalan berkabut. Sistem lampu tersebut meliputi lampu kepala, lampu parkir, lampu belakang, lampu plat nomor dan lampu rem. Di samping itu ada beberapa mobil yang dilengkapi dengan lampu kabut, lampu sorot jauh dan lampu mundur. Komponen lain yang termasuk dalam sistem adalah lampu instrumen, lampu interior dan lampu kontrol.

Bagian-bagian pada Sistem Kelistrikan Body


1. Lampu Kepala

Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi jalan pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch. Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipe sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.

Komponen lampu kepala
Komponen lampu kepala

2. Lampu Kota

Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan sendiri dan dapat juga menyala bila lampu kepala dinyalakan. Tujuannya adalah bila malam hari atau gelap, pengendara atau orang lain dapat dengan cepat mengetahui lebar atau tinggi kendaraan (untuk kendaraan jenis truk dan bus).

Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan, posisi lampu kota harus berada di bagian ujung dari bagian yang terlebar dan tertinggi dari kendaraan .

Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala bersama lampu kota atau posisi, di antaranya lampu penerangan papan instrumen dan lampu plat nomor bagian belakang.

Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota sebelah kanan dengan maksud bila lampu kota sebelah kanan belakang mati atau tidak menyala, masih ada tanda yang lain tentang lebar kendaraan.

Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil


Penggunaan bola lampu dan fuse

Dalam satu unit kendaraan bermotor (mobil), pada saat lampu kota atau posisi dinyalakan, jumlah daya lampu yang diperlukan adalah:

Nama Komponen
Daya Lampu
 4 buah bola lampu kota

 2 buah bola lampu plat Nomor

 2 buah bola lampu instrumen
 4 X 8 Watt = 32 Watt

 2 X 3 Watt = 6 Watt

 2 X 3 Watt = 6 Watt

Sekring yang terpasang untuk lampu kota (Tail Fuse) adalah 1,5 X daya lampu (1,5 X 44 Watt = 66 Watt). Kebutuhan sekring yang ada di pasaran adalah 10 Amper, maka pemilihan sekring yang tepat adalah 10 Amper.

3. Lampu Tanda Belok

Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang berbeda, tetapi menggunakan komponen yang sama.

Sistem ini terdiri atas empat buah bola lampu berwarna kuning, yaitu

  1. 1 bola lampu kiri depan 
  2. 1 bola lampu kiri belakang
  3. 1 bola lampu kanan depan 
  4. 1 bola lampu kanan belakang

Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut harus dapat menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 kali kedipan.
Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubung yang diperoleh dari alat pengedip (flasher).

Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di bawah lingkar kemudi dan dirakit di batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard dioperasikan atau difungsikan, lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya terletak di bagian batang kemudi sebelah depan.

Perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda belok dipergunakan bila kendaraan akan mengubah arah atau berbelok, sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam keadaan bahaya. Misalnya mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil berhenti darurat karena ada kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus dapat dinyalakan tanpa harus menyalakan kunci kontak.

Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil


4. Lampu Rem

Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi. Daya rem harus lebih besar daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang.

Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).

Switch rem
Switch rem

5. Lampu Mundur

Lampu mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk memberi tanda mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga berfungsi untuk menerangi bagian belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu tersebut bisa dibedakan dengan lampu yang lain, warna dari lampu mundur adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup jauh, daya lampu yang terpasang sebesar 23 Watt.

Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak “ON” ) dan gigi transmisi pada posisi mundur.


Komponen Pendukung


1. Baterai

Baterai berfungsi sebagai sumber arus searah DC (Dirrect Current) pada sistem kelistrikan otomotif. Umumnya baterai yang digunakan sebagai sumber tenaga pada sistem kelistrikan otomotif mempunyai tegangan 12 Volt dan kapasitasnya berkisar 40–70 AH (Ampere Hour).

Battery

Baterai mempunyai 2 kutub, yaitu kutub (+) dan kutub (-). Kutub (+) diberi kode 30 dan kutub (-) atau minus diberi kode 31.

2. Kunci Kontak (Switch)

Kelistrikan otomotif pada mobil menggunakan kunci kontak (Ignition Swtch) sebagai saklar utama yang menghubungkan semua sistem kelistrikan dengan sumber tenaga (baterai).

Kunci Kontak (Switch)
Kunci Kontak (Switch)

Kunci kontak mempunyai beberapa posisi, yaitu ;
Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
ACC : terhubung dengan arus baterai , tetapi hanya untuk kebutuhan accecoris
ON / IG : terhubung ke sistem pengapian (Ignition )
START : untuk start

3. Saklar

Saklar di atas dapat dioperasikan dengan cara menekan dan melepas atau menarik dan melepas sehingga kontak gerak akan berpindah dari 56a ke 56b atau sebaliknya. Bila saklar tersebut mempunyai 3 posisi berhenti, pada posisi tidak ditarik (posisi 0), tidak ada kontak yang berhubungan dengan 30 (+ baterai). Bila ditarik 2 kali (posisi 2), kontak 30 (+ Baterai) akan berhubungan dengan 56 (ke saklar dim).

Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)
Wirring saklar lampu kota (a) dan saklar lampu kepala (b)

4. Sekring (fuse)

Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat. Dengan adanya sekring (fuse) rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, relay, fleser, dan yang lainnya tidak akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan singkat karena sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam, baik bentuk (konstruksi) maupun jenis filamennya.

Sekring jenis good (a) dan sekring jenis cartridge (b)
Sekring jenis good (a) dan sekring jenis cartridge (b)

5. Pengedip (Flaser)

Pengedip (flaser) digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara otomatis pada rangkaian lampu tanda belok sehingga lampu akan berkedip. Jenis pengedip (flaser) ada dua, yaitu jenis bimetal dan magnet.

Pengedip (Flaser)
Detail flaser (a) dan foto flaser (b)

6. Relay

Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan arus secara elektrik. Cara kerjanya, bila dialiri arus listrik, kumparan akan menjadi magnet sehingga kontak poin tertarik dan terhubung. Ada dua jenis relay, yaitu relay bila dialiri arus listrik kontak poin akan terhubung dan relay bila dialiri arus listrik akan terputus.

Detail relay jenis terbuka (a), relay jenis tertutup (b) dan foto relay (c)
Detail relay jenis terbuka (a), relay jenis tertutup (b) dan foto relay (c)

7. Kabel Penghubung

Kabel adalah suatu komponen yang digunakan untuk menghubungkan komponen satu dengan komponen yang lainnya yang terbuat dari tembaga dan diberi isolasi supaya tidak terjadi konseleting. Diameter kabel terdiri atas berbagai ukuran. Penggunaan kabel berbeda-beda ukurannya, bergantung pada berapa besar arus yang mengalir. Bila arus yang mengalir besar, berarti harus menggunakan kabel yang berdiameter besar, tetapi bila arus yang mengalir kecil, cukup menggunakan kabel yang berdiameter kecil.

Jenis kabel
Jenis kabel

OVERHAUL MOBIL

OVERHAUL MOBIL

Bila poros kam saja yang dilepas, rantai timing harus ditahan menghadap ke atas agar sliper blade pada tensioner rantai tidak melejit dan penyetelan rantai terjadi sulit.

9. Melepas katup dan per katup (kepala silinder dilepas)

a. Gunakan

OVERHAUL MOBIL

OVERHAUL MOBILMelepas mesin dari mobil 

1. Lepaskan pemegang tutup mesin dan lepaskan tutup mesin.
2. Keluarkan pada radiator dan blok silinder.
3. Keluarkan oli mesin.
4. Keluarkan aki.
5. Lepaskan saringan udara bersama rumalmya.
6. Buka kabel gas dan cuk karburator.
7. Lepaskan pipa bensin melalui sambungan pada saringannya.
8. Lepaskan selang masuk heater (pemanas) pada saluran isap
9. Lepaskan kawat primer dan tegangan tinggi pada distributor.
10. Lepaskan thermosensor air. 
11. Lepaskan kabel-kabel motor starter dan switch tekanan oli.
12. Kendorkan klem selang, setelah itu lepaskan selang radiator dan bawah dari radiator dan pompa air.
13. Lepaskan air.
14. Buka baut tangkai, srtelah alternator dan copot tali kipas. setelah itu lepas atau copot altemator.
15. Lepaskan dudukan alternator.
16. Lepas pipa buang depan dari saluran buang. Kemudian buka saluran buangan dari kop silinder. 
17.  Lepas starter motor. .
18.  Lepas pelat penutup dari rumah kopling.
19.  Topang transmisi dengan dongkrak yang cocok.
20.  Lepaskan transmisi dari pengikat dudukan mesin.
21.  Pasang rantai (seling) yang cocok pada gantungan mesin.
cantolkan rantai pada alat angkat yang memadai. Setelah itu angkat rantai sedikit ke atas hingga tidak kendor.
22.  Lepaskan braket dudukan mesin di sebelah kanan dan kiri.
23. Tarik mesin ke depan hingga poros yang masuk transmisi benar-
benar kelihatan. Angkat mesin dari kendaraan.


Membongkar mesin
Setelah mesin diturunkan dari mobil, maka overhaul (membelah) mesin dapat dimulai dengan urutan langkah sebagai berikut.
1. Melepas distributor

a. Cabut kabel busi.
b. Cabut selang dari vacuum advance control canister (kanister kontrol pemaju vakum).
c. Lepaskan mur penahan distributor dan cabut distributor dari kop silinder.

2. Melepas pompa bahan bakar

a. Copot pipa bensin dari pompa bensin yang ke karburator.
b. Lepaskan baut dudukan pompa bensin. Copot pompa bensin, insulator, dan gasketnya.
c. Lepas penyumbat dan pendorong pompa dari balok silinder.

3. Melepas kipas pendingin dan puli

a. Lepas baut dudukan kipas pendingin dari boss pompa air.
b. Lepaskan kipas bersama puli.

4. Melepas pompa air

a. Copot mur dudukan pompa air.
b. Lepaskan batang/tangkai penyetel alternator. 
c. Lepas pompa air dan gasketnya. 

5. Melepas thermostat

a. Lepaskan baut dan cabut tutup thermostat bersama gasketnya.
b. Copot thermostat.

6. Melepas saluran isap dan kaburator

Lepas mur-mur karburator dan saluran isap secara keseluruhan
bersama gaskotnya.

7. Melepas saringan oli 

a. Lepas saringan oli dengan kunci yang pas. 
b. Lepaskan switch tekanan oli.

8. Melepas poros kam dan kop silinder

a. Lepas baut-baut dan tutup tuas klep (rocker mm) dan gasketnya
b. Cabut seal oli setengah Iingkaran dari ujung kop silinder
c. Pasang alat penahan (SST) untuk menahan roda gila.
d. Lepaskan mur dari ring, Iantas dorong gigi pemutar di tributor dan spaser dari poros kam.
e. Lepaskan baut pengikat kop silinder dan tutup rantai timing.
f. Kendorkan baut kop silinder dua atau tiga tahap sesuai urutan yang ditunjukkan gambar.
g. Lepaskan rangkaian tuas klep.
h. Tarik poros kam ke belakang agar lepas dari sproket poros kam.
i.  Buka sproket poros kam.
j. Lepaskan kop silinder berikut gasketnya.
Catatan :
Bila poros kam saja yang dilepas, rantai timing harus ditahan menghadap ke atas agar sliper blade pada tensioner rantai tidak melejit dan penyetelan rantai terjadi sulit.

9. Melepas katup dan per katup (kepala silinder dilepas)

a. Gunakan sikat kawat halus dan motor bor untuk membersihkan kerak karbon dari ruang bakar.
b. Gunakan SST seperti pada gambar dan tekanlah per katup.
Catatan:
Taruh panahan katup dudukan per atas, pegas katup dudukan per bawah, dan katup secara berurutan pada kotak bensin agar Iebih mudah merakitnya.
c. Lepaskan penahan katup, dudukan per atas, per katup, dan
dudukan pcr bawah.
d. Lepaskan katup. 

10. Melepas pull poros engkel (crankshaft pulley)

a. Pasang SST untuk menahan roda gila.   
b. Lepaskan baut dan cabut puli dari poros engkol.

11. Melepas kopling dan roda gila

a. Pasangkan SST untuk menahan roda gila.
b. Lepaskan baut dan lepas tutup kampas kopling (matahari) dan kampas kopling.
Catatan :
Kampas kopling jangan kena oli atau gemuk.
c. Lepaskan baut-baut dan copot roda gila dari poros engkol
d. Lcpaskan SST.

12. Melepas bak oli

a. Balikkan blok silinder.
b. Lepaskan baut-baut dan lepaskan oli bersama gasketnya.

13. Melepas taplsan oli
Lepaskan baut-baut dan tapisan oli beserta gasket.

14. Melepas tutup rantai timing

a. Lepaskan baut, tutup rantai timing, dan gasketnya.
b. Lepaskan oli slinger dari poros engkol.

15. Melepas tensioner dan panahan getaran rantai

a. Lepaskan baut dan Iepaslah pemandu rantai
b. Lepaskan pula baut dan penahan getaran rantai. 

16. Melepas sprokef dan rantai pompa oli

a. Lepaskan penyetel rantai.
b. Lepaskan mur dan ring pada sproket pompa oli.
c. Cabut sproket pompa oli, sproket poros engkol, dan rantai penggerak secara keseluruhan. 

17. Melepas pompa oli 

a. Lepaskan baut dan tutup pompa.
b. Lepaskan motor dan poros dari blok silinder. 

18. Melepas sprokei poros engkol dan rantai timing

a. Lepaskan spaser (ganjal), sproket poros engkol, dan tutup
dari pores engkol. 
b. Lepaskan pasak sproke pada poros engkol.

19. Melepas piston dan setang piston.

a. Lepas baut dan tutup setang piston.
Catatan:
Jangan merusakkan crankpin dengan setang piston. Hati-hati waktu melepasnya.
b. Tekan piston dan setang piston ke luar dari blok silinder. Gunakan gagang palu untuk mendorongnya ke luar sampai ring piston lepas dari silinder.
c. Tekatl pasak piston keluar dengan SST.
Perhatikan:
Jaga piston dan pasaknya diletakkan berurutan untuk setiap silindernya agar mudah memasangnya.

20. Melepas poros engkol

a. Lepaskan baut dudukan tutup metal duduk (main bearing).
b. Lepaskan tutup metal duduk belakang dengan SST. Keluarkan thrusnwashernya.
c. Lepas tutup metal lainnya.
d. Lepas seal oli dari poros engkol belakang.
e. Lepas poros engkol.
sikat kawat halus dan motor bor untuk membersihkan kerak karbon dari ruang bakar.
b. Gunakan SST seperti pada gambar dan tekanlah per katup.
Catatan:
Taruh panahan katup dudukan per atas, pegas katup dudukan per bawah, dan katup secara berurutan pada kotak bensin agar Iebih mudah merakitnya.
c. Lepaskan penahan katup, dudukan per atas, per katup, dan
dudukan pcr bawah.
d. Lepaskan katup. 

10. Melepas pull poros engkel (crankshaft pulley)

a. Pasang SST untuk menahan roda gila.   
b. Lepaskan baut dan cabut puli dari poros engkol.

11. Melepas kopling dan roda gila

a. Pasangkan SST untuk menahan roda gila.
b. Lepaskan baut dan lepas tutup kampas kopling (matahari) dan kampas kopling.
Catatan :
Kampas kopling jangan kena oli atau gemuk.
c. Lepaskan baut-baut dan copot roda gila dari poros engkol
d. Lcpaskan SST.

12. Melepas bak oli

a. Balikkan blok silinder.
b. Lepaskan baut-baut dan lepaskan oli bersama gasketnya.

13. Melepas taplsan oli
Lepaskan baut-baut dan tapisan oli beserta gasket.

14. Melepas tutup rantai timing

a. Lepaskan baut, tutup rantai timing, dan gasketnya.
b. Lepaskan oli slinger dari poros engkol.

15. Melepas tensioner dan panahan getaran rantai

a. Lepaskan baut dan Iepaslah pemandu rantai
b. Lepaskan pula baut dan penahan getaran rantai. 

16. Melepas sprokef dan rantai pompa oli

a. Lepaskan penyetel rantai.
b. Lepaskan mur dan ring pada sproket pompa oli.
c. Cabut sproket pompa oli, sproket poros engkol, dan rantai penggerak secara keseluruhan. 

17. Melepas pompa oli 

a. Lepaskan baut dan tutup pompa.
b. Lepaskan motor dan poros dari blok silinder. 

18. Melepas sprokei poros engkol dan rantai timing

a. Lepaskan spaser (ganjal), sproket poros engkol, dan tutup
dari pores engkol. 
b. Lepaskan pasak sproke pada poros engkol.

19. Melepas piston dan setang piston.

a. Lepas baut dan tutup setang piston.
Catatan:
Jangan merusakkan crankpin dengan setang piston. Hati-hati waktu melepasnya.
b. Tekan piston dan setang piston ke luar dari blok silinder. Gunakan gagang palu untuk mendorongnya ke luar sampai ring piston lepas dari silinder.
c. Tekatl pasak piston keluar dengan SST.
Perhatikan:
Jaga piston dan pasaknya diletakkan berurutan untuk setiap silindernya agar mudah memasangnya.

20. Melepas poros engkol

a. Lepaskan baut dudukan tutup metal duduk (main bearing).
b. Lepaskan tutup metal duduk belakang dengan SST. Keluarkan thrusnwashernya.
c. Lepas tutup metal lainnya.
d. Lepas seal oli dari poros engkol belakang.
e. Lepas poros engkol.
.
RHAUL MOBILMelepas mesin dari mobil 

1. Lepaskan pemegang tutup mesin dan lepaskan tutup mesin.
2. Keluarkan pada radiator dan blok silinder.
3. Keluarkan oli mesin.
4. Keluarkan aki.
5. Lepaskan saringan udara bersama rumalmya.
6. Buka kabel gas dan cuk karburator.
7. Lepaskan pipa bensin melalui sambungan pada saringannya.
8. Lepaskan selang masuk heater (pemanas) pada saluran isap
9. Lepaskan kawat primer dan tegangan tinggi pada distributor.
10. Lepaskan thermosensor air. 
11. Lepaskan kabel-kabel motor starter dan switch tekanan oli.
12. Kendorkan klem selang, setelah itu lepaskan selang radiator dan bawah dari radiator dan pompa air.
13. Lepaskan air.
14. Buka baut tangkai, srtelah alternator dan copot tali kipas. setelah itu lepas atau copot altemator.
15. Lepaskan dudukan alternator.
16. Lepas pipa buang depan dari saluran buang. Kemudian buka saluran buangan dari kop silinder. 
17.  Lepas starter motor. .
18.  Lepas pelat penutup dari rumah kopling.
19.  Topang transmisi dengan dongkrak yang cocok.
20.  Lepaskan transmisi dari pengikat dudukan mesin.
21.  Pasang rantai (seling) yang cocok pada gantungan mesin.
cantolkan rantai pada alat angkat yang memadai. Setelah itu angkat rantai sedikit ke atas hingga tidak kendor.
22.  Lepaskan braket dudukan mesin di sebelah kanan dan kiri.
23. Tarik mesin ke depan hingga poros yang masuk transmisi benar-
benar kelihatan. Angkat mesin dari kendaraan.


Membongkar mesin
Setelah mesin diturunkan dari mobil, maka overhaul (membelah) mesin dapat dimulai dengan urutan langkah sebagai berikut.
1. Melepas distributor

a. Cabut kabel busi.
b. Cabut selang dari vacuum advance control canister (kanister kontrol pemaju vakum).
c. Lepaskan mur penahan distributor dan cabut distributor dari kop silinder.

2. Melepas pompa bahan bakar

a. Copot pipa bensin dari pompa bensin yang ke karburator.
b. Lepaskan baut dudukan pompa bensin. Copot pompa bensin, insulator, dan gasketnya.
c. Lepas penyumbat dan pendorong pompa dari balok silinder.

3. Melepas kipas pendingin dan puli

a. Lepas baut dudukan kipas pendingin dari boss pompa air.
b. Lepaskan kipas bersama puli.

4. Melepas pompa air

a. Copot mur dudukan pompa air.
b. Lepaskan batang/tangkai penyetel alternator. 
c. Lepas pompa air dan gasketnya. 

5. Melepas thermostat

a. Lepaskan baut dan cabut tutup thermostat bersama gasketnya.
b. Copot thermostat.

6. Melepas saluran isap dan kaburator

Lepas mur-mur karburator dan saluran isap secara keseluruhan
bersama gaskotnya.

7. Melepas saringan oli 

a. Lepas saringan oli dengan kunci yang pas. 
b. Lepaskan switch tekanan oli.

8. Melepas poros kam dan kop silinder

a. Lepas baut-baut dan tutup tuas klep (rocker mm) dan gasketnya
b. Cabut seal oli setengah Iingkaran dari ujung kop silinder
c. Pasang alat penahan (SST) untuk menahan roda gila.
d. Lepaskan mur dari ring, Iantas dorong gigi pemutar di tributor dan spaser dari poros kam.
e. Lepaskan baut pengikat kop silinder dan tutup rantai timing.
f. Kendorkan baut kop silinder dua atau tiga tahap sesuai urutan yang ditunjukkan gambar.
g. Lepaskan rangkaian tuas klep.
h. Tarik poros kam ke belakang agar lepas dari sproket poros kam.
i.  Buka sproket poros kam.
j. Lepaskan kop silinder berikut gasketnya.
Catatan :
Bila poros kam saja yang dilepas, rantai timing harus ditahan menghadap ke atas agar sliper blade pada tensioner rantai tidak melejit dan penyetelan rantai terjadi sulit.

9. Melepas katup dan per katup (kepala silinder dilepas)

a. Gunakan sikat kawat halus dan motor bor untuk membersihkan kerak karbon dari ruang bakar.
b. Gunakan SST seperti pada gambar dan tekanlah per katup.
Catatan:
Taruh panahan katup dudukan per atas, pegas katup dudukan per bawah, dan katup secara berurutan pada kotak bensin agar Iebih mudah merakitnya.
c. Lepaskan penahan katup, dudukan per atas, per katup, dan
dudukan pcr bawah.
d. Lepaskan katup. 

10. Melepas pull poros engkel (crankshaft pulley)

a. Pasang SST untuk menahan roda gila.   
b. Lepaskan baut dan cabut puli dari poros engkol.

11. Melepas kopling dan roda gila

a. Pasangkan SST untuk menahan roda gila.
b. Lepaskan baut dan lepas tutup kampas kopling (matahari) dan kampas kopling.
Catatan :
Kampas kopling jangan kena oli atau gemuk.
c. Lepaskan baut-baut dan copot roda gila dari poros engkol
d. Lcpaskan SST.

12. Melepas bak oli

a. Balikkan blok silinder.
b. Lepaskan baut-baut dan lepaskan oli bersama gasketnya.

13. Melepas taplsan oli
Lepaskan baut-baut dan tapisan oli beserta gasket.

14. Melepas tutup rantai timing

a. Lepaskan baut, tutup rantai timing, dan gasketnya.
b. Lepaskan oli slinger dari poros engkol.

15. Melepas tensioner dan panahan getaran rantai

a. Lepaskan baut dan Iepaslah pemandu rantai
b. Lepaskan pula baut dan penahan getaran rantai. 

16. Melepas sprokef dan rantai pompa oli

a. Lepaskan penyetel rantai.
b. Lepaskan mur dan ring pada sproket pompa oli.
c. Cabut sproket pompa oli, sproket poros engkol, dan rantai penggerak secara keseluruhan. 

17. Melepas pompa oli 

a. Lepaskan baut dan tutup pompa.
b. Lepaskan motor dan poros dari blok silinder. 

18. Melepas sprokei poros engkol dan rantai timing

a. Lepaskan spaser (ganjal), sproket poros engkol, dan tutup
dari pores engkol. 
b. Lepaskan pasak sproke pada poros engkol.

19. Melepas piston dan setang piston.

a. Lepas baut dan tutup setang piston.
Catatan:
Jangan merusakkan crankpin dengan setang piston. Hati-hati waktu melepasnya.
b. Tekan piston dan setang piston ke luar dari blok silinder. Gunakan gagang palu untuk mendorongnya ke luar sampai ring piston lepas dari silinder.
c. Tekatl pasak piston keluar dengan SST.
Perhatikan:
Jaga piston dan pasaknya diletakkan berurutan untuk setiap silindernya agar mudah memasangnya.

20. Melepas poros engkol

a. Lepaskan baut dudukan tutup metal duduk (main bearing).
b. Lepaskan tutup metal duduk belakang dengan SST. Keluarkan thrusnwashernya.
c. Lepas tutup metal lainnya.
d. Lepas seal oli dari poros engkol belakang.
e. Lepas poros engkol.
.

tune up

TUNE-UP mobil bensin

Cara Tune Up MobilCara Tune Up Yang Benar. Bagi anda yang mempunyai mobil dan anda ingin mengetahui apa saja sih yang di perbaikin saat mobil kita di Tune Up dan pada pertemuan kali ini Co2 akan berbagi ilmu cara tune up mobil secara rincin dan pengertian tune up yang benar. Biasanya tune up dilakukan agar kendaraan anda lebik baik dan nyaman saat di kendarai atau istilahnya di periksa oleh dokter.
Pengertian Tune Up di bawah ini kami rangkum secara detail agar anda dapat memahami apa saja cara tune up mobil dan apa saja yang perlu di service saat mobil anda di tune up. Berikut ini cara tune up mobil yang Co2 rangkum secara detail. Simaklah dengan seksama.

Alat Yang Digunakan Untuk Tune Up

Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :
  1. Fuller Gauge
  2. Kunci Pas Ring
  3. Obeng Min (-) dan Obeng Plus (+)
  4. Tachometer
  5. Timing Light
  6. Tester Kompresi
  7. Multi Tester
  8. Hidro Meter

Prinsip Kerja Tune Up

Dalam pelaksanaannya bagian-bagian yang di periksa dalam system tune up mesin adalah sebagai kerikut :
  1. System Pendinginan
  2. Tali Kipas (Van Blet)
  3. Saringan Udara (Air Filter)
  4. Batteray
  5. Celah Katub
  6. Oli Mesin
  7. Busi
  8. Kabel Tegangan Tinggi
  9. Distributor
  10. Platina (Breaker Point)
  11. Governor Adventure
  12. Vacum Adventure
  13. Mengetes Kompresi
  14. Sudut Dwell
  15. Sudut Pengapian

Cara Tune Up Mobil Yang Benar

Memeriksa Sistem Pendinginan
  1. Periksa tinggi air pendinginan pada tengki cadangan, jika kurang tambahkan hingga sampai batas garis full dan jangan lupa memeriksa kualitas air pendingin, apakah sudah berubah warna, menimbulkan karat, tercampus dengan oli atau kotoran/ gantilah air pendingin jika perlu.
  2. Periksa klem selang radiator,sekaligus selangnya, apabilaterjadi kebocoran segera perbaiki, jika sudah rusak dapatdi ganti dengan yang baru.
  3. Periksa cara kerja tutup radiator, dengan menggunakan alat tester tutup radiator, periksa tegangan pegas dankedudukan vakumpada tutup radiator dan jika tutup radiator rusak harus di ganti.
Memeriksa Tali Kipas
  1. Periksa tali kipas (Van Bett) dari kehausan, retak, dan ketengangan ganti jika perlu.
  2. Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar 98N (10kg) di tengah-tengah poli pompa air dan altenator.
  3. Pastikan tali kipas terpasang dengan benar.
Memeriksa Saringan Udara (Air Filter)
  1. Buka dan bersihkan elemen saringan udara dengan menghembuskan udara bertekanan dari arah sebelah dalam.
  2. Jika elemen rusak atausudah terlalu kotor dan susah untuk di bersihkan ganti dengan yang baru.
Memeriksa Batteray (ACCU)
  1. Periksa batteray dari kemungkinan penyangga batteray berkarat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak.
  2. Pariksa batas air ACCU, air ACCU yang normal harus berada antara batas atas dan batas bawah (Maks dan Mint).
  3. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sell.
Memeriksa Celah Katup
  1. Periksalah celah katub sesuai denganurutan pengapian dan jumlah silinder pada kendaraan yang kita sedang tune up, jikaada celah kutup yangtidak sesuai maka disetel dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Persiapkan kunci-kunci yang dibutuhkan dan kain permbersih.
  • Lalu bukalah tutup kepala silinder.
  • Putar puli poros engkol sesuai dengan pada tanda top 1.
  • Lalu setel klep cilynder no 1 dan 2 (kutup masuk dan buang) sesuai dengan celah kutub yang di anjurkan oleh pabrik.
  • Putar puli 180o searah jarum jam, kemudian setel katub masuk dan buang yang bebas.
  • Lakukan kembali seperticara diatas, sampaisemua kutup selesai di setel.
  • Jangan lupa bersihkan alat yang sudah di pakai dan menyimpan pada tempatnya.
  1. Memeriksa Oli Mesin
  2. Periksa oli dari kemungkinan berkurang, tercampur dengan air atau sudah bekurang tingka pelumasannya.
  3. Pada stik oli, oli harus berada pada antara L dan F, jika lebih rendah maka periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli hingga tanda F.
Memeriksa Busi
  1. Bukalah busi dari tempatnya.
  2. Periksalah elektroda tengah setiap busi dari pengikisan, pecah atau perselin (keramik) rusak gantilah bila perlu.
  3. Bersihkan busi dengan sikat kawat halus bila di pakai lagi.
  4. Setel celah elektroda busi dengan STT.
Memeriksa (Mengukur) Kabel Tegangan Tinggi
  1. Lepaskan kabel tegangan tinggi dari tutup distributor.
  2. Pada waktu melepas keble busi, tariklah dengan memegang bagian ujung atau pembungkus kabel, jangan memegang pada bagian tengah kabel.
  3. Periksa tahanan kabel dengan menggunakan multi tester, tahan kabel harus berkurang dari 25kg setiap kabelnya.
Distributor
  1. Periksalah tutup distributor dari kemungkinan retak, kotoran lubang kabel busi, karbon pada bagian dalam tutup distributor apakah masih sisa atau sudah terkikis.
  2. Memeriksa (Mengukur) Celah Platina
  • Periksalah keadaan platina dari bolong, hangus karena terbakar, tidak rata (ada bagian yang tebal dan ada bagianyang tipis), jika perlu ganti.
  • Periksalah celah platina dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Putarlah puli poros engkol dan posisikan poros distributor pada salah satu sudutnya sampai celah pada platina terbuka penuh. Gunakan fuller gauge yang sesuai dengan ukuran yang di anjurkan oleh pabrik untuk mengukur celah platina.
  2. Jika celah platina terlalu besar atau kecil, setel celah platina tersebut.
  3. Jangan lupa memberikan sedikit gemuk pada poros distributor yang bersentuhan dengan bagian platina.
Gover Adventure
  1. Periksalah governour adventure dari kotoran, kekurangan pelumas, apakah pegasnya masih berfungsi seperti seharusnya.
Vacum Adventure
  1. Periksalah vacum dari kemungkinan tersumbat, hisapan bocor, berkarat atau rusak.
  2. Periksalahjuga selang vakum jangan sampai selangnya sudah kaku, terdapat sobekan atau tersumbat.
Mengetes Kompresi
  1. Lakukan tes kompresi dengan langkah – langkah :
  • Lepaskan kabel busi dari tempatnya satu persatu.
  • Masukan bagian bawah yang berderat dari alat tes kompresi ke dalam lubang busi, lalu putar dengan tangan sampai kencang.
  • Starter mesu sampai beberapa kali, dengan catatan pedal gas di tekan sampai penuh.
  • Lihat arah jarum pada tester berada pada angka berapa. Bila bagus dia menunjukan angka 11-12 BAR.
  • Tekan tombol pembuang gas, untuk mengembalikan posisi jarum jam ke angka nol.
  • Ulangi cara tersebut di atas untuk mengetes kompresi silinder yang lain.
Memeriksa Sudut Dwell
  1. Pariksalah sudut dwell dengan tachmometer.
  2. Sudut dwell yang di anjurkan adalah 52o kurang lebih 2o.
Memeriksa Sudut Pengapian
  1. Periksalah sudut pengapian dengan timing light.
  2. Sudut pengapian harus tepat derajatnya dengan mesin yang sedang kita tune up.
Sekiranya begitu sobat yang Co2 ketahui cara tune up mobil secara detail. Semoga kutipan yang Co2 share kali ini dapat menambah wawasan anda untuk mengetahui cara tune up yang benar dan apa saja yang di service saat mobil anda di tune up. Sekian dan terima kasih.